Peusijuek: Tradisi Lokal Aceh yang Sarat Makna dan Nilai Sakral

Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan budaya. Setiap daerah memiliki tradisi unik yang mencerminkan nilai sejarah, filosofi, serta kearifan lokal. Di Aceh, terdapat sebuah tradisi yang jarang diketahui oleh orang luar, namun memiliki makna mendalam bagi masyarakat setempat, yaitu peusijuek.

Peusijuek adalah tradisi adat Aceh yang biasanya dilakukan dalam acara-acara sakral, seperti menjelang pernikahan, keberangkatan haji atau umrah, pindah rumah, hingga momen kebahagiaan lain yang dianggap penting. Tradisi ini memiliki simbolisasi doa dan harapan agar setiap langkah kehidupan mendapat keberkahan dari Allah SWT.

Dalam praktiknya, peusijuek menggunakan sejumlah perlengkapan sederhana namun sarat makna, seperti padi, daun pandan, beras, serta air. Perlengkapan itu kemudian dirangkai sedemikian rupa dan dipimpin oleh seorang tokoh agama atau orang yang dituakan, misalnya teungku atau ulama setempat. Prosesnya dilakukan dengan menaburkan beras dan memercikkan air kepada orang yang didoakan, disertai lantunan doa-doa penuh makna.

Secara historis, peusijuek bukan hanya tradisi adat, tetapi juga bentuk perpaduan antara nilai Islam dan budaya lokal. Aceh sebagai daerah yang mendapat julukan “Serambi Mekkah” telah lama menjadikan tradisi ini sebagai simbol keharmonisan antara adat dan syariat. Masyarakat percaya bahwa peusijuek adalah wujud rasa syukur sekaligus doa keselamatan, sehingga tradisi ini memiliki nilai spiritual yang tinggi.

Sayangnya, seiring perkembangan zaman, tradisi peusijuek mulai jarang dipraktikkan oleh generasi muda. Sebagian dari mereka menganggap tradisi ini sebagai sesuatu yang kuno dan tidak lagi relevan dengan kehidupan modern. Padahal, peusijuek adalah salah satu identitas kultural Aceh yang mencerminkan keindahan hubungan manusia dengan Tuhannya serta kebersamaan dalam masyarakat.

Oleh karena itu, menjaga keberlangsungan peusijuek menjadi sangat penting. Tradisi ini bukan sekadar ritual simbolis, melainkan warisan budaya yang harus tetap hidup agar generasi mendatang memahami nilai historis dan filosofis dari leluhurnya. Mengajarkan kembali tradisi ini di lingkungan keluarga maupun lembaga pendidikan adalah salah satu langkah untuk memastikan bahwa peusijuek tidak hanya menjadi kenangan, tetapi terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Pada akhirnya, peusijuek bukan hanya sekadar tradisi. Ia adalah representasi jati diri masyarakat Aceh, sebuah simbol doa, keberkahan, dan kearifan lokal yang patut dijaga sebagai kekayaan bangsa Indonesia.

Leave a Comment

Our Location

Jalan Suryopranoto Nomor 11 F RT. 008 RW. 008, Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10160

Stores

© 2025 Basicnest. All rights reserved