Yogyakarta – Roti Kembang Waru merupakan makanan tradisional asal Kotagede, Yogyakarta, dan menjadi makanan primadona para bangsawan. Kudapan ini masuk ke dalam salah satu warisan dari Kerajaan Mataram Islam yang sudah ada sejak abad ke-16 hingga 17.
Makanan mewah ini pertama kali dibuat di Kotagede yang dulunya terdapat banyak sekali pepohonan seperti beringin, talok atau kersen, gayam, dan mentaok. Di tengahnya juga tumbuh satu pohon yang tidak pernah berbuah tetapi selalu berbunga cantik, yaitu pohon waru. Bunga waru dianggap suci dan sering digunakan saat upacara adat, serta pohonnya dipercaya memiliki khasiat obat. Kembang Waru juga memiliki makna simbolik dalam budaya Jawa, melambangkan keindahan, kehangatan, dan ketulusan.
Kembang Waru dicetak menggunakan wadah yang terbuat dari besi dan memiliki delapan kelopak. Bukan tanpa arti, delapan kelopak tersebut merupakan elemen penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Jika seseorang dapat menerapkan delapan konsep kepemimpinan yang tercermin dari roti kembang waru, maka ia akan menjadi pemimpin yang dapat mengayomi rakyatnya. Adapun delapan elemen unsur alami tersebut, yakni :
- Bumi (Tanah)
Melambangkan dasar kehidupan, tempat berpijak, dan sumber segala makhluk hidup. Hal ini menggambarkan kestabilan, kesuburan, dan fondasi kehidupan bagi manusia. - Api
Melambangkan ketegasan, semangat, dan memiliki disiplin yang tinggi. Dapat diartikan energi ini untuk bergerak, membangun, dan memperbaiki diri. - Air
Melambangkan kesucian, ketenangan, dan kelenturan. Mengartikan bahwa kebersihan hati, kesejukan jiwa, dan kemampuan untuk beradaptasi. - Angin (Udara)
Melambangkan napas kehidupan dan kebebasan. Memberikan makna kehidupan yang mengalir dan tidak terikat pada apapun atau siapapun. - Matahari
Melambangkan cahaya, kebenaran, dan kehangatan. Mengartikan pencerahan hidup, serta petunjuk jalan yang benar. - Bulan
Melambangkan kelembutan, ketenangan, dan refleksi diri.
Menunjukkan keseimbangan emosi dan kepekaan batin. - Bintang
Melambangkan harapan, cita-cita, dan arah dalam kegelapan. Memberikan panduan dalam kesulitan dan inspirasi untuk maju. - Langit
Menjadi elemen paling tinggi karena melambangkan keluasan, harapan tinggi, dan keterhubungan dengan Yang Maha Kuasa. Makna yang terkadung di dalamnya, yakni tentang spiritualitas dan cita-cita yang Agung.
Sekarang makanan ini sudah banyak diperjualbelikan dan tentunya dapat dinikmati oleh berbagai kalangan. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta, memilih roti kembang waru untuk dijadikan buah tangan bagi orang tersayang.
Penulis : Dewi Siti Kholifah